Komunikasi dalam kehidupan menjadi jembatan untuk mengantar kita pada berbagai kebutuhan, karena itu komunikasi merupakan bagian dari kehidupan. Dalam keseharian, kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkomunikasi dari pada aktivitas lainnya, dan dapat dipastikan bahwa kita berkomunikasi hampir di semua aspek kehidupan. Lebih dari itu, Mead (1934) mengatakan, “ Human are talked into humanity ”, yang berarti bahwa kita memperoleh identitas pribadi selama kita berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan bagi yang menggeluti satu profesi, keterampilan berkomunikasi (communication skill) sangat memengaruhi keberhasilan dalam profesi seseorang. Dengan demikian, komunikasi merupakan hal yang penting untuk mencapai keberhasilan dalam kehidupan, baik kehidupan pribadi maupun profesi.
Apa yang dapat diperoleh ketika mempelajari komunikasi? Sekalipun pada dasarnya setiap orang memiliki bakat alamiah yang memungkinkannya dapat berkomunikasi dengan baik, tetapi bagi mereka yang mempelajarinya secara khusus, akan mengantarkannya dapat berkomunikasi dengan lebih baik. Menurut Wood (1997), alasan penting mempelajari komunikasi adalah bahwa teori dan prinsip-prinsip komunikasi akan membantu kita memahami apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan membantu kita untuk mempunyai pengaruh pribadi. Salah satu cara untuk mengurangi kesalahan dalam memahami komunikasi, dan sebagai langkah awal (starting point) untuk memahaminya adalah dengan memulai mempelajarinya dari aspek yang paling mendasar dengan cara memahami maknanya, dan menelusuri aspek-aspek yang menjadi persoalan dalam komunikasi.
Tahapan awal untuk memahami komunikasi adalah mencoba mendefinisikan kata komunikasi itu sendiri. Langkah demikian dianggap perlu, karena komunikasi merupakan sesuatu yang abstrak dan memiliki banyak arti. Komunikasi yang dipraktikkan dan dipahami selama ini, awal mulanya bersumber dari bahasa Latin, communication artinya pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Makna hakiki communication (Latin) adalah comunis yang berarti sama, atau adanya kesamaan arti, dengan begitu makna asal komunikasi adalah terjadinya kesamaan arti antara orang-orang yang saling berhubungan. Oleh sebab itu, jika di antara orang yang terlibat hubungan tertentu terjadi kesamaan arti mengenai apa yang disampaikannya, sebagai sebuah pesan, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi mereka telah terjadi secara efektif, terlepas apakah lawan mereka setuju atau tidak mengenai apa yang disampaikannyaitu, sebab yang paling penting adalah memiliki kesamaan arti atau terjadi kesepahaman makna mengenai apa yang disampaikannya. Kesamaan arti yang dimaksud adalah terjadinya kesepahaman di antara orang yang sedang berkomunikasi (Effendy, 1992:3).
Dalam aktivitas apapun, kita selalu berinteraksi dengan orang lain, baik satu orang maupun lebih. Sangat terbatas dan sedikit sekali yang berkomunikasi hanya dengan diri kita saja. Dala konseling, 90% komunikasi dilakukan oleh konselor dan konseli. Baik itu konseling yang terdiri dari dua orang (konselor dan konseli) atau konseling dengan konseli yang banyak. Yang jelas dalam konselingakan banyak pembicaraan di antara dua orang, yaitu konselor dan konseli. Hal seperti inilah yang dalam komunikasi dibahasakan sebagai komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) disebut juga dengan komunikasi antarpribadi. Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang terbagi dalam dua kata, inter berarti antara atau antar, dan personal berarti pribadi. Sedangkan definisi umum komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap reaksi yanglain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Menurut Deddy Mulyana (2001:75), bentuk khusus komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang. Seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, dan sebagainya. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal, sebelumnya terjadi dulu komunikasi intra pribadi (intrapersonal communication), yaitu komunikasi dengan diri sendiri, misalnya berpikir. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi interpersonal dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya, meskipun disiplin komunikasi tidak dibahas dalam komunikasi dua orang, dan seterusnya. Karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain, biasanya berkomunikasi dahulu dengan diri sendiri.
Konseling merupakan kegiatan yang mengandung suatu proses komunikasi antarpribadi, yang berlangsung melalui saluran komunikasi verbal dan nonverbal dengan menciptakan kondisi dialogis. Dibutuhkan satu keterampilan agar konselor dapat memberikan tanggapan verbal dan aneka reaksi nonverbal ketika berhadapan dengan klien. Konselor dituntut bisa menciptakan suasana positif serta kondusif agar klien menyadari adanya pendukung sehingga klien bersedia berkomunikasi dengan konselor. Keterampilan ini sangat terkait dengan keterampilan berkomunikasi, khususnya keterampilan wawancara.
Konseling merupakan kegiatan yang mengandung suatu proses komunikasi antarpribadi, yang berlangsung melalui saluran komunikasi verbal dan nonverbal dengan menciptakan kondisi dialogis. Dibutuhkan satu keterampilan agar konselor dapat memberikan tanggapan verbal dan aneka reaksi nonverbal ketika berhadapan dengan klien. Konselor dituntut bisa menciptakan suasana positif serta kondusif agar klien menyadari adanya pendukung sehingga klien bersedia berkomunikasi dengan konselor. Keterampilan ini sangat terkait dengan keterampilan berkomunikasi, khususnya keterampilan wawancara.
Kemampuan dan keterampilan wawancara, selain akan menciptakan suasana yang kondusif juga dapat digunakan sebagai sarana pengumpulan informasi yang dibutuhkan seorang konselor dari klien. Karena itu wawancara merupakan salah satu keterampilan yang digunakan sekaligus sebagai teknik pengumpulan data mengenai masalah konseli, yang dilakukan dengan cara Tanya – jawab antara interviewer (penanya) dengan interviewee (responden atau penjawab). Komunikasi konseling merupakan komunikasi antarpribadi yang media utamanya melalui wawancara.
CR. Rogers, memberikan batasan tentang wawancara konseling sebagai berikut: “wawancara konseling ialah suatu rangkaian kontak langsung dengan individu yang bertujuan memberikan bantuan kepadanya dalam mengubah sikap dan tingkah lakunya”. Clifford E. Erickson mengemukakan bahwa, “wawancara konseling ialah sutu relasi pribadi dengan pribadi (person to person relationship) di mana individu yang satu memiliki masalah dan kebutuhan tertentu, meminta bantuan kepada yang lain (Mungin Eddy Wibowo, 1986 : 35).
Dari pengertian di atas, tampaklah bahwa wawancara konseling memiliki ciri – ciri khusus sebagai berikut:
- Wawancara konseling merupakan pertalian pribadi dengan pribadi.
- Seorang dari kedua individu yang terlibat di dalamnya menerima atau ditugaskan untuk menerima tanggung jawab untuk menolong individu yang lain.
- Orang yang diwawancarai memiliki masalah, kebutuhan, hambatan atau frustasi yang ingin diubahnya, dilenyapkannya, atau dipuaskannya.
- Kepentingan atau kesejahteraan orang yang diwawancarai merupakan pusat perhatian.
- Kedua individu yang terlibat dalam wawancara itu berkehendak mencoba menemukan pemecahan bagi kesulitan yang dihadapi oleh orang yang diwawancarai.
0 Response to "komunikasi interpersonal dalam konseling"
Post a Comment