Psikoanalisis

 

Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode psikoterapi. Secara historis psikoanalisis adalah aliran pertama dari 3 aliran utama psikologi. Sumbangan utama psikoanalisis :
  1. Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada perbedaan penderitaan manusia.
  2. Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh faktor tak sadar.
  3. Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian dimasa dewasa.
  4. Teori psikoanalisis menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam mengatasi kecemasan.
  5. Terapi psikoanalisis telah memberikan cara-cara mencari keterangan dari ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi.

    Konsep-konsep utama terapi psikoanalisis :
1. Struktur kepribadian
  • id
  • ego
  • super ego
2. Pandangan tentang sifat manusia
Pandangan freud tentang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik dan reduksionistik.
3. Kesadaran & ketidaksadaran

Konsep ketaksadaran
  • Mimpi-mimpi merupakan representative simbolik dari kebutuhan-kebutuhan, hasrat-hasrat konflik.
  • Salah ucap / lupa → terhadap nama yang dikenal.
  • Sugesti pascahipnotik.
  • Bahan-bahan yang berasal dari teknik-teknik asosiasi bebas.
  • Bahan-bahan yang berasal dari teknik proyektif.
4.      Kecemasan
Adalah suatu keadaan yang memotifasi kita untuk berbuat sesuatu. Fungsinya memperingatkan adanya ancaman bahaya. 3 macam kecemasan :
  • Kecemasan realistis
  • Kecemasan neurotic
  • Kecemasan moral
 
Tujuan terapi PsikoanalisisMembentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari didalam diri klien. Focus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak.
 
Sebagai pendiri Psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856-1939). Freud mengambil metode Breuer mengenai hypnosis untuk menangani pasiennya, tetapi akhirnya tidak memuaskan dengan hypnosis tersebut, dan menggunakan asosiasi bebas (free association), merupakan perkembangan teknik dalam psikoanalisis (Schultz dan Schultz,1992). Tujuan dari psikoanalisis dari Freud adalah membawa ketingkat kesadaran mengenai ingatan atau pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, yang diasumsikan sebagai sumber perilaku yang tidak normal dari pasiennya.

Dalam tahun 1895 Freud dan Breuer mempublikasikan “Studies on Hysteria” yang dipandang sebagai permulaan dari psikoanalisis. Dalam perjalanan kerjanya Freud mendapatkan bahwa impian dari pasiennya dapat memberikan sumber mengenai emotional material yang bermakna. Freud kemudian mempublikasikan bukunya ”The Interpretation of Dreams” (1900) yang dianggap sebagai kerja besar dari Freud. Selama kehidupan Freud buku tersebut telah keluar delapan edisi. Freud dalam tahun 1901 mempublikasikan bukunya “The Psychopathology of Everyday Life”, yang berisi deskripsi yang sekarang dikenal dengan Freudian slip. Menurut Freud dalam kehidupan sehari-hari baik orang yang normal maupun orang yang neurotic keadaan tidak sadar (unconscious ideas) bergelut untuk mengekspresikan dan dapat memodifikasi pemikiran maupun perilaku, yang terlihat pada slips of the tongue. Buku lain dari Freud adalah “Three Essays on the Theory of Sexuality” yang diterbitkan pada tahun 1905. Beberapa mahasiswa mengadakan diskusi kelompok, dengan demikian dapat belajar mengenai psikoanalisis Freud, yang kemudian memperoleh nama Alfred Adler dan Carl Jung dalam omposisinya terhadap Freud.
 
Kesadaran dan Ketidaksadaran sebagai aspek kepribadianPada permulaan Freud berpendapat bahwa kehidupan psikis mengandung dua bagian yaitu kesadaran (the conscious) dan ketidaksadaran (the unconscious). Bagian kesadaran bagaikan permukaan gunung es yang nampak, merupakan bagian kecil dari kepribadian, sedangkan bagian ketidaksadaran (yang ada di bawah permukaan air) mengandung insting-insting yang mendorong semua perilaku manusia. Freud juga mengemukakan pendapat mengenai preconscious atau foreconscious. Tidak seperti dalam ketidaksadaran, maka dalam preconscious materinya belum direpres, sehingga materinya dapat mudah ditimbulkan dalam kesadaran.
Freud kemudian merevisi terutama kesadaran dan ketidaksadaran dan mengintrodusier id, ego, dan superego. Id berkaitan dengan pengertian yang semula ketidaksadaran, merupakan bagian yang primitive dari kepribadian. Kekuatan yang berkaitan dengan id mencakup insting sexual dan insting agresif. Id membutuhkan satisfaction dengan segera tanpa memperhatikan lingkungan realitas secara objektif, yang oleh Freud disebutnya sebagai prisip kenikmatan (pleasure principel). Ego sadar akan realitas. Oleh Freud ego disebutnya sebagai prinsip (reality principle). Ego menyesuaikan diri dengan realita. Freud mengibaratkan hubungan ego – id sebagai penunggang kuda. Penunggang akan memperhatikan tentang keadaan realitas, sedangkan kudanya mau kemana-mana. Struktur kepribadian yang ketiga yaitu superego berkembang pada permulaan masa anak sewaktu peraturan-peraturan yang diberikan oleh orang tua, dengan menggunakan hadiah dan hukuman. Perilaku yang salah (yang memperoleh hukuman) menjadi bagian dari conscience anak, yang merupakan bagian dari superego. Perbuatan anak semula dikontrol oleh orang tuanya, tetapi apabila superego telah terbentuk, maka kontrol dari dirinya sendiri. Superego merupakan prinsip moral.
 
Insting dan Kecemasan
Freud mengelompokkan insting menjadi dua kategori, yaitu insting untuk hidup (life instincts) dan inting untuk mati (death instincts). Life instincts mencakup lapar, haus dan sex. Ini merupakan kekuatan yang kreatif dan bermanifestasi yang disebut libido. Insting untuk mati (death instincts atau thanatos) merupakan kekuatan destruktif. Ini dapat ditujukan kepada diri sendiri, menyakiti diri sendiri atau bunuh diri, atau ditujukan keluar sebagai bentuk agresi.
Mengenai kecemasan (anxiety), Freud mengemukakan adanya tiga macam kecemasan, yaitu objektif, neurotic, dan moral. Kecemasan objektif merupakan kecemasan yang timbul dari ketakutan terhadap bahaya yang nyata. Kecemasan neurotic merupakan kecemasan atau merasa takut akan mendapatkan hukuman untuk ekspresi keinginan yang impulsif. Moral anxiety merupakan kecemasan yang berkaitan dengan moral. Seseorang merasa cemas karena melanggar norma-norma moral yang ada.

0 Response to "Psikoanalisis"

Post a Comment