TINGKAH LAKU SALAH SUAI MENURUT PSIKONALISIS

A.    Psikoanalilis
Teori psikoanalisis diungkapkan oleh Sigmun Freud. Dalam teori ini Freud menyebutkan bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi oleh pengalaman di masa lalunya. Selain itu Freud juga mengemukakan dinamika struktur kepribadian tang mempengaruhi tingkah laku individu. Teori mengatakan bahwa kepribadian dan karakter seseorang  lebih condongberasal dari individu itu sendiri.
Menurut Freud (1933/ 1964), berbagai macam dorongan bisa digolongkan berdasarkan dua kategori, yaitu seks atau Eros dan agresi, distraksi, atau Thanatos. Freud menggunkkan istilah libido untuk dorongan seks, sedangkan energy untuk dorongan agresi tidak diberi nama. Setiap dorongan dasar memiliki desakan (impetus), sumber, tujuan dan objek. Desakan dorongan adalah besar kekuatan dari dorongan yang keluar. Sumber dorongan adalah bagian tubuh yang mengalami ketegangan atau rangsangan.
Tujuan dorongan adalah untuk memperoleh kepuasan dengan cara meredam rangsangan atau mengurangi ketegangan. Objek dorongan adalah orang atau benda yang dijadikan alat untuk memperoleh tujuan (Freud, 1915/1957a). jika tujuan tersebut tidak tercapai, individu akan melakukan mekanisme pertahanan diri yang mengakibatkan perilaku salah suai.

B.    Tingkah Laku Abnormal Model Psikoanalisis
Menurut Freud, aneka situasi menekan yang mengancam akan menimbulkan kecemasan dalam diri seseorang. Kecemasan ini sebagai peringatan bahaya sekaligus kondisi tak menyenangkan yang harus diatasi. Jika individu mampu mengatasi sumber takanan (stressor), kecemasan akan hilang. Sebaliknya, jika gagal dan kecemasan terus mengancam dengan intensitas yang meningkat pula, aka individu akan menggunakan salah satu atau beberapa bentuk mekanisme pertahanan diri.
Pertahanan diri secara superfisial dapat membebaskan individu dari kecemasannya, namun akibatnya dapat timbul kesenjangan antara pengalaman individu dan realitas. Misalnya, seorang pemuda yang kecewa berat karena cintanya pada seorang wanita ditolak, akhirnya dia menghibur diri dengan mengatakan bahwa masih ada banyak gadis yang lain. Dalam hal ini, rasa frustasi memang terobati, namun sesungguhnya ia tak dapat menyangkal bahwa diantara gadis-gadis yang lain itu tidak ada gadis yang sama seperti gadis yang didambakannya.
Jika pemuda itu tak mampu menyadari dan menerima hal itu, sehingga ia merasa bahwa semua gadis lain tak berbeda dengan gadis yang pernah ia puja, ini berarti kesenjangan antara pengalaman pribadinya dan realitas menjadi sangat ekstrem, dan perilakunya pun akan terganggu.
Untuk menolongnya, sumber gangguan berupa frustasi berat yang ditekan ke dalam ketidaksadaran itu harus dibongkar, diangkat ke permukaan untuk selanjutnya diterima atau diakui dan diatasi melalui teknik psikoanalisis.

C.    Contoh Deskripsi Tingkah Laku Salah Suai
Toni, merupakan seorang pria berumur 20 thn, menyukai adik perempuannya Tina 16 thn, dan mereka sudah beberapa kali melakukan hubungan intim layaknya suami istri, mereka saling tertarik satu dan lainya, mereka menjalani hubungan incest tanpa sepengetahuan orang tuanya, mereka menyadari hubungan mereka sangat terlarang, namun mereka tidak dapat menghindari rasa ketertarikan yang lebih kepada saudara sedarah.
Masa remaja toni dan tina terpisah, toni ikut ibunya keluar kota dan di sekolahkan di asrama pria dan tina ikut ayah saat kedua orang tua mereka bercerai, mereka saling menyayangi dan perceraian itu membuat mereka harus berpisah dan merasa kehilangan yang amat sangat.
Ketika mereka telah dewasa ibu mereka meninggal dunia dan toni kembali kerumah ayah, saat itu lah pertemuan antara toni dan tina memiliki ketertarikan yang lebih dari pada saudara sekandung. Pernah ayah mereka mengingatkan mereka untuk tidak begitu dekat seperti sewaktu masa kanak-kanak dulu, karena mereka sudah dewasa tidak pantas jika sering-sering tidur bersama dan terlalu dekat seperti itu, namun mereka menjelaskn pada ayah mereka bahwa hubungan mereka hanya sekedar layaknya seorang kakak yang sudah lama terpisah, seperti kakak dan adik yang saling menyayangi dan ayah mereka tidak menaruh kecurigaan sedikitpun, hal ini terbukti karena hubungan incest mereka sudah jalan hampir satu tahun.

D. Tingkah Laku Salah Suai Menurut Tahap-tahap Perkembangan
1.  Tahap oral, dimana kepuasan diperoleh anak melalui mulut (0 - 1 tahun)
2. Tahap anal, dimana kepuasan diperoleh anak melalui lubang anus, dengan buang air besar (1 - 2 tahun).
3. Tahap phallic, dimana daerah erogen dan pusat perhatian ank adalah bagian kelaminnya, Oedipus/elextra kompleks ( 3 - 5/6 tahun)
4.Tahap laten, perkembanganyang tidak begitu tampak, karena anak lebih berminat pada    pergaulan denagn orang-orang lain dalam kehidupan emosionalnya (13 tahunan).
5.Tahap genital, dimana objek seksual tidak lagi tertuju pada diri sendiri tapi juga pada orang di luar dirinya.
Dalam kasus di atas tidak banyak dijelaskan bagaimana toni dan tina melalui tahap-tahap perkembangannya, namun dapat di lihat bahwa toni dan tina sudah melalui tahap perkembangan genital, dimana objek seksual tidak lagi tertuju pada diri sendiri, tetapi juga pada orang di luar dirinya, yaitu ketertarikan toni pada tina, dalam konteks kewajaran, wajar saja seorang pria tertarik kepada seorang wanita, namun pada kasus ini toni menyukai tina yang merupakan adik kandungnya sendiri, begitu juga dengan tina yang menyukai toni.

E.    Tingkah Laku Salah Suai Menurut Struktur Kepribadian Psikoanalisis
Menurut teori psikoanalisis, manusia memiiki tiga struktur kepribadian. Antara lain adalah id, ego dan superego. Dimana ketiga struktur tersebut tidak dapat terpisahkan. Menurut psikoanalisis, perilaku salah suai tidak lepas pula oleh struktur kepribadian.
1. Id, merupakan dorongan dari dalam diri individu berupa kebutuhan-kebutuhan, keinginan dan kehendak (insting, seks, agresi dsb). Di mana prinsip dari id adalah kesenangan (the pleasure prinsiple), cenderung menghindari ketidaksenangan dan sebanyak mungkin memperoleh kesenangan.
Tingkah laku salah suai yang dilakukan toni dan tina (berhubungan dengan saudara sekandung, incest) adalah untuk memenuhi kebutuhan seks, dimana hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan seksual yang merupakan dorongan id, untuk mencari kepuasan seksual maka mereka melakukan hubungan intim antar saudara kandung (incest), walaupun mereka menyadari perbuatan mereka itu salah, namun mereka tidak dapat mengendalikan dorongan seksual mereka, karena prinsip id adalah mendapatkan kesenangan sebanyak mungkin tanpa melihat resiko yang akan mereka alami.
2. Ego, terbentuk dengan deferensiasi dari id karena kontaknya dengan lingkungan, mengarahkan id untuk memperoleh sesuatu dalam upaya pemenuhan kebutuhannya, ego bersifat sadar, pra sadar, dan tak sadar, dimana prinsip ego adalah prinsip realitas, bahwa ego lebih menekankan bagaimana sesuatu yang dibutuhkan dapat terpenuhi.
Ego berperan sebagai pengarah dalam memenuhi kebutuhan dimana pada kasus ini ego berperan sebagai pengarah dalam memenuhi kebutuhan seksual toni dan tina, dengan cara melakukan hubungan seksual secara sadar dengan saudara sekandung yang mana mereka ketahui, bahwa perbuatan mereka itu melanggar norma tapi karena kuatnya dorongan seksual yang mereka miliki, mereka mengabaikan itu.
3. Super Ego, merupakan aspek sosiologis dan aspek maral dari kepribadian seseorang, yang menjadi petunjuk individu bertingkah laku dalam usaha memenuhi kebutuhan id yang berfungsi untuk menentukan apakah sesuatau itu susila atau tidak, pantas atau tidak benar atau tidak dengan moral-moral yang berlaku pada masyarakat.
Hubungan incest yang dilakukan toni dan tina adalah hubungan yang bertentangan dengan norma-norma yang ada di masyarakat, begitu juga dengan norma agama, tapi karena kuatnya dorongan seksual yang mereka miliki, mereka tidak memperdulikan lagi norma-norma yang berlaku pada mayarakat.

F.    Tingkah Laku Salah Suai dalam Mekanisme Pertahanan Diri
Tingkah laku salah suai terjadi karena seseorang mengalami tekanan dan orang tersebut ingin keluar dari tekanan tersebut. Untuk menghadapi dan keluar tekanan tersebut, seseorang harus mempertahankan diri yang disebut dengan mekanisme pertahanan diri.
Mekanisme pertahanan diri yang slah akan menimbulkan kesenjangan, sehingga terjadilah tingkah laku yang salah suai, karena apa  yang diinginkan seseorang tidak sesuai dengan keadaan yang realitas.
Bentuk – bentuk Mekanisme pertahanan diri dalam psikoanalisis antara lain sebagai berikut :
1). represi,yaitu : mekanisme yang dilakukan ego untuk meredakan kecemasan dengan cara menekan dorongan-dorongan yang menjadi penyebab kecemasan tersebut ke dalam ketidak sadaran.
2). Regresi, yaitu ; upaya mengatasi kecemasan dengan bertindak laku yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
3). Rasionalisasi, yaitu: menunjuk kepada individu memutar – balikan kenyataan, dalam hal ini kenyataan yang mengancam ego,melalui dalih tertentu yang seakan-akan masuk akal. Rasionalisasi sering sering dibedakan menjadi dua : sour grape technique dan sweet orange technique.
4). Displacemen, yaitu : pengungkapan dorongan yang menimbulkan kecemasan kepada objek atau individu yang kurang berbahaya dibanding individu semula.
Pada kasus di atas, toni dan tina melakukan mekanisme pertahanan diri, yaitu rasionalisasi untuk memenuhi dorongan-dorongan id mereka, membuat alasan yang dapat diterima oleh akal sehat, dengan memberi alasan kepada ayahnya tentang kedekatan mereka, bahwasanya hubungan mereka hanya sekedar hubungan kakak adik saja, tidak lebih.

G.    Teknik Konseling Salah Suai Menurut Psikoanalisis
Dalam teknik koseling psikoanalisis, ada beberapa teknik, antara lain adalah :
1.    Asosiasi bebas, dengan mempersilahkan klien menceritakan tentang apa saja yang dirasakan, baik sekarang ataupun masa lalu dan keinginan-keinginan yang di repres selama ini.
2.Teknik analisis mimpi, diman melalui mimpi dapat diungkapkan kesan-kesan yang direpresikan dan mimpi merupakan pemuasan keinginan-keinginan yang tidak dapat dicapai dalam kenyataan, yaitu dengan menyikapi makna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat pada isi mimpi.
3. Teknik pengalihan objek perasaan pada orang lain, misalnya kepada konselor.
4. Penafsiran, dimana konselor melakukan tindakan-tindakan dengan menggambarkan, menerangkan bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku yang digambarkan oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas dan oleh hubungan konseling itu sendiri adalah untuk mendorong ego klien untuk menstimulasikan bahan-bahan baru dan mempercepat proses penyingkapan bahan-bahan tak sadar lebih lanjut.
Dari ketiga teknik diatas, untuk kasus incest ini sebaiknya digunakan teknik assosiasi bebas, dengan meminta klien untuk menceritakan dan mengungkapkan semua keinginan-keinginannya yang di repres selama ini. Tingkah laku salah suai yang dilakukan toni dan tina dapat dilihat dari masa lalunya, yaitu kondisi saat mereka harus menerima kenyataan untuk berpisah karena perceraian kedua orang tua mereka dan toni harus sekolah di asrama pria, yang membuatnya sangat jarang berinteraksi dengan wanita-wanita, yang pada saat ia berada di asrama pria keinginannya untuk mengenal wanita lain terhambat dan direpres, dan pada saat ibunya meninggal, ia kehilangan sosok seorang wanita yang ia sayangi dan saat ia kembali kerumah ayahnya ia bertemu kembali dengan adik yang sangat di sayangi dan rasa suka yang dirasakannya kepada adiknya itu bisa saja terjadi karena ia tidak ingin kehilangan satu-satunya wanita dalam hidupnya setelah ia kehilangan ibunya, karena itu ia sangat menyayangi adiknya dengan berlebihan.
Dengan teknik konseling behavior pada kasus ini dapat dikatakan cukup efektif karena klien dapat mengungkapkan semua hal yang ia rasakan dan ia inginkan, sehingga konselor dapat mencarikan solusi yang baik atas masalah yang dialami oleh klien

0 Response to "TINGKAH LAKU SALAH SUAI MENURUT PSIKONALISIS"

Post a Comment