Tahapan Bimbingan dan Konseling Kelompok

bimbingan kelompok

Suatu proses layanan sangat ditentukan pada tahapan-tahapan/langkah-langkah  yang harus dilalui sehingga akan terarah, runtut, dan tepat pada sasaran. Sesungguhnya tidak ada langkah-langkah baku yang dapat diterapkan dalam malaksanakan bimbingan kelompok. Dalam bab ini akan dibahas orientasi teoritis yang menjadi dasar penerapan bimbingan kelompok, yakni model konseling kelompok. Para ahli telah mengenali tahap-tahap perkembangan kelompok. Mereka menggunakan berbagai istilah yang kadang-kadang berbeda namun pada dasarnya mempunyai isi yang sama dan antara masing-masing tahap-tahap/langkah-langkah tersebut merupakan satu kesatuan dalam keseluruhan kegiatan kelompok.
 Menurut Corey (1995:78) tahap konseling kelompok terdiri atas:

1. Initial Stage, yang ditandai dengan orientasi, penjajagan selama sesi awal.
2. Transition Stage, yang ditandai dengan menangani konflik, pertahanan dan resistensi.
3. Working Stage, yang ditandai oleh tindakan menangani isu-isu pribadi yang memaksa dan menterjemahkan isu-isu tersebut ke dalam pendidikan baik dalam kelompok maupun diluar kelompok.
4. Final stage, yang merupakan tahap konsolidasi dan berlangsung selama tahap akhir.

Senada dengan itu Gazda (1984:62-66)  mengungkapkan empat tahap dasar konseling kelompok yaitu:

1. Eksploratory Stage, pada tahap ini pemimpin kelompok memperkenalkan dirinya, menjelaskan tujuan, dan menekankan peraturan-peraturan kelompok, membicarakan kerahasiaan masalah dan mengembangkan mutu kepercayaan dan harapan. Kemudian pemimpin kelompok berusaha membantu anggota untuk menjelaskan peranannya dan juga sebagai fasilitator perubahan tingkah laku. Sehingga anggota bisa merasa empati dan menyiapkan dirinya dalam menghadapi keterbatasannya.
2. Transition Stage, pada tahap ini suatu atau beberapa anggota kelompok mulai mengungkapkan informasi ten tang dirinya dan anggota lain menampung perasaan serta pemimpin kelompok harus membantu anggotanya untuk mengatasi perasaan dan meresponnya dengan tindakan dan berorientasi ke arah tujuan. Jika dalam tahap ini berhasil negosiasinya maka kelompok akan mudah maju ke tahap berikutnya.
3. Action Stage, pada tahap ini berguna untuk memodifikasi anggota kelompok kea rah perubahan yang diharapkan, salah satu caranya adalah berinteraksi dengan anggota kelompok tersebut. Anggota kelompok sering beranggapan bahwa dirinya dan tindakannya bertentangan dengan tingkah lakuyang diharapkan. Di sini anggota dibantu oleh pemimpin kelompok, sementara anggota yang lainnya mencoba menerapkan tindakan tingkah lakunya dan praktek-praktek baru yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
4. Termination Stage, pada tahap ini ditandai dengan meruncingnya penyingkapan dan reinforcement anggota kelompok. Pada tahap ini anggota kelompok mengekspreikan perasaannya sebagai pengalaman kelompok dan bagaimana proses mengatasinya. Dalam tahap ini pemimpin kelompok dapat memberikan ucapan selamat kepada anggota yang berhasil dalam melakukan pekerjaannya.

Menurut Prayitno prosedur pelaksanaan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok diselenggarakan melalui empat tahap kegiatan, yaitu :

1. Tahap pembentukan, yaitu tahap untuk membentuk sejumlah individu menjadi satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan bersama
2. Tahap peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok.
3. Tahap kegiatan, yaitu tahap “kegiatan inti” untuk membahas topik-topik tertentu (Pada BKp) atau mengentaskan masalah pribadi anggota kelompok (pada KKp)
4. Tahap pengakhiran, yaitu tahapan akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan selanjutnya.

Tweet